Guru Hebat Ala Ki Hajar Dewantara - By: Sri Widiatmoko, M.Pd.B.

Penulis: Sri Widiatmoko, M.Pd.B.

Editor: Aloysius Abel Mares, S.Pd., MSI

Guru adalah sosok yang memiliki peranan penting dalam membantu siswa mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan nilai-nilai moral yang dibutuhkan oleh mereka dalam menggapai cita-cita. Ada beberapa definisi guru menurut beberapa ahli, di antaranya:

  1. Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada Pasal 1 Ayat 1, Guru adalah tenaga pendidik profesional yang memiliki tugas utama untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
  2. Menurut Dri Atmaka (2004:17), guru adalah orang yang bertanggung jawab untuk memberikan bantuan kepada siswa dalam pengembangan baik fisik dan spiritual.
  3. Menurut Latifah (2021:43), guru adalah seorang pendidik dan pengajar yang berperan penting untuk memberikan pembelajaran di kelas dengan komunikatif.

Jadi guru adalah tenaga pendidik profesional yang memiliki tanggung jawab mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik dalam mengembangkan fisik dan spiritual secara komunikatif, sehingga kebutuhan spiritual dan intelektualnya terpenuhi.

Mengetahui betapa pentingnya peran guru terhadap keberhasilan belajar siswa, maka bertepatan dengan Hari Guru Nasional tahun 2024 dan mengacu pada tema “Guru Hebat, Indonesia Kuat”, seorang guru perlu melakukan refleksi diri. Apakah kita sudah melaksanakan peran guru dengan benar? Peran seperti apa yang sudah atau yang harus dilakukan oleh guru dalam membantu keberhasilan belajar siswa?

Dalam falsafah Jawa guru merupakan sosok teladan yang harus digugu lan ditiru. Guru dianggap sebagai pribadi yang tidak hanya bertugas mendidik dan mentransformasi pengetahuan di dalam kelas, melainkan lebih dari itu: guru dianggap sebagai fasilitator bagi perkembangan kemajuan siswa ke arah yang lebih baik. Jadi guru harus bisa dijadikan role model, dijadikan icon oleh murid-muridnya. Hal ini sangat sesuai dengan semboyan dari Ki Hajar Dewantara yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha; Ing Madya Mangun Karsa; Tut Wuri Handayani.


Ing Ngarsa Sung Tuladha

Ing ngarsa artinya di depan. Sung berasal dari kata asung yang berarti memberi. Tuladha bermakna teladan atau contoh yang baik. Sehingga secara harfiah, Ing Ngarsa Sung Tuladha bermakna siapa yang di depan haruslah memberi contoh yang baik. 

Begitu juga di dunia pendidikan, seorang guru harus mampu menjadi contoh bagi siswanya, baik sikap maupun pola pikirnya. Anak akan melakukan apa yang dicontohkan oleh gurunya, bila guru memberikan teladan yang baik maka anak akan baik pula perilakunya. Dalam hal ini, guru harus selalu memberikan pengarahan dan mampu menjelaskan supaya siswa menjadi paham dengan apa yang dimaksudkan oleh guru. Contohnya: guru berwawasan luas dalam ilmu pengetahuan, dapat menjadi teladan dengan cara menunjukkan bahwa dirinya rajin membaca dan menulis. Kegiatan membaca dan menulis tersebut hendaknya diketahui oleh siswa, agar mereka melihat contoh konkret keteladanan dari gurunya. Tidak hanya sampai di situ, guru dapat memberikan pengarahan dan mampu menjelaskan tujuan dan manfaat yang akan diperoleh dari membaca dan menulis. Atau pun di aspek afeksi, guru yang memiliki akhlak mulia, ia dapat memberikan teladan dengan cara rajin berdoa sebelum melakukan aktivitas.

 

Ing Madya Mangun Karsa

Ing madya berarti di tengah, Mangun berarti membangun atau memberikan, dan karsa dari kata prakarsa berarti ide atau gagasan. Jadi Ing Madya Mangun Karsa artinya yang di tengah harus memberikan ide dan gagasan. Ketika seorang guru berada di antara siswanya maka guru tersebut harus mampu memberikan inspirasi dan motivasi, sehingga siswa diharapkan bisa lebih maju dalam belajar. Jika guru selalu memberikan semangat kepada siswanya, maka siswa akan lebih giat karena merasa diperhatikan dan selalu mendapat pikiran-pikiran positif dari gurunya sehingga anak selalu memandang ke depan dan tidak terpaku pada kondisinya saat ini. 

Memberikan inspirasi tidak sebatas menyampaikan ucapan inspirasional. Guru hendaknya menunjukkan perilaku-perilaku inspiratif. Contohnya: kalau guru rajin berolah raga, inspirasinya adalah guru siswa terinspirasi untuk berolah raga seperti gurunya. Atau kalau guru pandai dan aktif berbahasa Inggris di dalam dan di luar kelas, inspirasinya adalah siswa termotivasi untuk aktif berbahasa Inggris seperti gurunya.

 

Tut Wuri Handayani 

Tut Wuri berarti mengikuti dari belakang, dan Handayani berarti memberikan dorongan moral atau dorongan semangat.  Tut Wuri Handayani artinya dari belakang memberikan dorongan moral atau semangat. 

Apabila siswa sudah paham dengan materi, siswa sudah pandai dalam banyak hal maka guru harus menghargai siswanya tersebut. Guru diharapkan mau memberikan kepercayaan bahwa siswa dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Guru tidak boleh meremehkan kemampuan siswa. Semboyan ini diwujudkan dengan pemberian tugas, ataupun belajar secara mandiri. 

Contoh penerapan dari semboyan Tut Wuri Handayani yaitu misalkan: seorang guru fisika memberikan kesempatan kepada siswanya agar memiliki inisiatif sendiri untuk memecahkan soal fisika, atau menunjuk salah satu siswa ke depan kelas untuk menjelaskan materi kepada teman-temannya. Jika siswa melakukan kesalahan atau kekeliruan, barulah guru membantu mengarahkan dan membimbingnya, bukan menyuruh siswa kembali ke tempat duduk dan menggantikannya. Atau bisa juga seorang guru kelas, membuat jadwal piket kebersihan kelas. Dengan begitu guru telah memberikan kepercayaan kepada siswa untuk bertanggung jawab menjaga kebersihan kelas.

 

Hal-hal di atas merupakan sebagian kecil contoh peran guru sesuai semboyan dari Ki Hajar Dewantara.

Perlu dipahami bersama bahwa penerapan peran guru harus sesuai dengan karakteristik dan jenjang siswa. Cara guru TK dan SD tentunya berbeda dengan cara guru SMP dan SMA dalam mendampingi siswa. Guru di kelas kecil (TK dan SD) membutuhkan tenaga yang lebih dalam mengondisikan siswa agar mau belajar. Guru masih perlu untuk membujuk dan merayu siswa dengan kata-kata lembut, pujian, dan hal-hal menarik lainnya.

Berbeda dengan di jenjang SMP dan SMA, siswa dituntut untuk menumbuhkan kesadaran diri dalam belajar.  Siswa tidak lagi bergantung kepada guru yang harus merayu dan membujuknya. Di sini, guru memiliki tantangan yang sangat besar yaitu bagaimana ia mampu membantu dan membimbing siswa dalam menumbuhkan kesadaran diri untuk belajar. Yang dimaksud dengan kesadaran diri di sini adalah kemauan siswa yang keluar dari dalam diri untuk belajar, dan kesadaran di mana belajar adalah sebuah kebutuhan, seperti halnya makan tiga kali sehari itu adalah kebutuhan.

Semboyan dari Ki Hajar Dewantara ini dapat dilaksanakan jika guru mampu menghayati dari setiap kalimatnya. Oleh sebab itu, untuk membantu menghayati semboyan tersebut, guru memiliki panduan mengajar yang ada di Sekolah Regina Caeli, di antaranya:

  1. sebelum mengajar, guru wajib membaca materi pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. Membaca kata demi kata dari materi yang akan diajarkan walaupun materi itu masih sama dari tahun ke tahun, tetapi guru akan mendapatkan inspirasi baru tentang strategi, model, dan metode mengajar.
  2. guru wajib membaca satu per satu daftar nama siswa. Dengan membaca nama siswa, diharapkan guru dapat mengenali satu per satu karakteristik siswa yang akan dihadapi. Jika guru mampu mengenali karakteristik siswa maka ia akan mendapatkan cara pendekatan dan metode mengajar yang efektif.
  3. berdasarkan poin 1 dan 2, maka guru akan mendapatkan sebuah ide/gagasan/inspirasi dalam menentukan strategi, model, dan metode mengajar yang tepat sesuai karakteristik siswa. Walaupun materi sama antara kelas yang satu dengan kelas yang lain, tetapi strategi, model, dan metode mengajarnya bisa berbeda.
  4. guru membuat rancangan pelaksanaan mengajar/RPP dan menggunakan RPP tersebut di dalam KBM.
  5. guru melakukan penilaian dan evaluasi. Salah satu penilaian dan evaluasi bisa dilakukan dalam bentuk refleksi. Ada dua macam refleksi yang hendaknya dilakukan oleh guru yaitu refleksi guru dan refleksi siswa. Dengan refleksi maka guru akan mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar siswa dan keberhasilan dalam menggunakan strategi, model, dan metode mengajar.

Guru melaksanakan perannya dengan benar maka ia bisa dipastikan sebagai “Guru Hebat”. Guru hebat yang mampu menjadi teladan, inspirasi, dan mendorong keberhasilan belajar siswa. Guru hebat mampu menciptakan lingkungan kelas yang aman dan inklusif di mana setiap siswa merasa diterima dan didengarkan.

Para guru jangan berhenti untuk menjadi guru, walaupun Anda mempunyai kekurangan, karena guru tidak harus sempurna tetapi sebaliknya guru harus menuju kepada kesempurnaan atau kesejatian guru. 

Selamat Hari Guru Nasional. Semoga perayaan Hari Guru Nasional ini dapat mendorong semangat para guru dan memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada guru yang telah berjasa membersamai siswa dalam menemukan minat, bakat, dan potensi terbaiknya.

 

Referensi: 

  1. Gischa, Serafica. (2020). 3 Semboyan Ki Hajar Dewantara. Diakses 20 November 2024 dari https://www.kompas.com/skola/read/2020/05/02/123910969/3-semboyan-ki-hajar-dewantoro.
  2. Rahmiyati, Sir (2024). Menjadi Guru Komunikatif. Diakses 22 November 2024 dari https://www.gurusiana.id/read/srirahmiyati/article/menjadi-guru-komunikatif-4948020#google_vignette.  
  3. Tysara, Laudia (2023). Pengertian Guru adalah Pendidik Profesional, Pahami Peranan dan Syarat Profesinya. Diakses 22 November 2024 dari  https://www.liputan6.com/hot/read/5287694/pengertian-guru-adalah-pendidik-profesional-pahami-peranan-dan-syarat-profesinya?page=2.

 

Pertanyaan:

  1. Jelaskan arti kata membersamai yang terdapat pada bacaan di atas!
  2. Apa makna Hari Guru Nasional bagi Anda sebagai seorang guru?
  3. Sebutkan minimal tiga peran guru yang ada pada bacaan di atas!
  4. Sekolah Regina Caeli memiliki panduan mengajar bagi guru, salah satunya adalah pedoman sebelum mengajar, sebutkan!
  5. Buatkan ucapan apresiasi kepada guru sekreatif mungkin!

 


Komentar

  1. 3. Tiga peran guru antara lain;
    1.Seorang guru harus mampu menjadi contoh bagi siswanya, baik dalam sikap maupun pola pikirnya.
    2.Seorang guru harus mampu memberikan inspirasi dan motivasi, sehingga siswa diharapkan bisa lebih maju dalam belajar
    3.Guru diharapkan mau memberikan kepercayaan bahwa siswa dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer