Cara Hidup Yang Baik - by Eviani Libba Taruk Allo, S.Pd., B.Sc.
Salah satu pokok pembicaraan dalam filsafat adalah Etika. Menurut Kumaran (2010, hal. 32) dalam bukunya yang berjudul The Greatest Philosohpers 100 toko filsuf barat dari abad 6 SM- abad 21 yang menginspirasi dunia bisnis menyatakan bahwa etika (ethics) adalah salah satu cabang utama dalam filsafat yang mempelajari, mempertanyakan, dan mengarahkan bagaimana seharusnya hidup yang baik (right conduct and good life).
Bagaimana menurut Plato mengenai cara manusia harus hidup agar hidupnya baik? Untuk memahami pikiran Plato mengenai hal tersebut maka kita harus mengerti bagaimana Plato memahami akan realitas, ajaran ini terungkap dalam idea-idea. Apa yang baik tidak perlu diwajibkan karena yang terasa baik dengan sendirinya akan diusahakan orang. Hidup yang baik berkaitan erat dengan pengertian yang tepat. Orang yang hidup secara gegabah itu bukan jahat, melainkan bodoh atau kurang bijaksana. Seperti halnya orang yang menghabiskan harta bendanya untuk kepentingan pesta, bukan digunakan untuk menanamkannya untuk berbagai usaha yang menghasilkan uang untuk kehidupan selanjutnya. Sehingga Plato menyatakan bahwa sikap keterbukaan roh terhadap realitas yang sebenarnya, karena orang mencintai kebijaksanaan ia bersikap terbuka, merupakan sarana ampuh untuk mengantarkan orang ke hidup yang etis. Hal ini dikemukakan oleh Franz (1997, hal. 15) dalam bukunya yang berjudul Filsafat 13 tokoh etika, Sejak Zaman Yunani Sampai Abad ke-19.
Selain itu, menurut Franz (1997, hal. 19) dalam bukunya yang berjudul Filsafat 13 tokoh etika, Sejak Zaman Yunani Sampai Abad ke-19 mengemukakan bahwa orang itu baik apabila dikuasai oleh akal budi, buruk apabila dikuasai oleh hawa nafsu dan emosi. Karena apabila kita dikuasai oleh hawa nafsu dan emosi maka kita akan dikuasai oleh sesuatu yang ada diluar kita.Sehingga berakibat kita menjadi tidak teratur, dan menjadi kacau balau, Sebaliknya apabila kita dikuasai oleh akal budi maka kita bisa menguasai diri kita sendiri, kita berpusat pada diri kita sendiri dan menjadi satu dengan dirinya sendiri. Sehingga kita akan menikmati ketenangan, dan ia mantap dalam dirinya sendiri. Dan 3 hal yang akan yang akan dinikamti adalah kesatuan dengan dirinya sendiri, ketenangan dan pemilikan diri yang tenang. Jadi cara agar kita dapat hidup yang baik maka kita harus mengarahkan diri pada akal budi. Yaitu dari yang badani ke yang jiwani, dari yang jasmani ke yang rohani, dari alam indrawi ke alam idea-idea yang tepat yaitu dengan menggunakan akal budi.
Tetapi perlu kita ketahui bahwa yang menuntun kita untuk hidup yang baik bukan berdasarkan akan idea atau bagaimana kita bijaksana dan bagaimana kita dikuasai oleh akal budi kita, tetapi Alkitab atau firman Tuhanlah yang memberi kita instruksi terinci mengenai seharusnya kita hidup sebagai orang Kristen, mana yang seharusnya kita lakukan. Hal inilah yang merupakan cara hidup yang baik secara kristiani.
Apabila kita mengandalkan akan idea yang menuntun kita kepada hidup yang baik maka, kita harus mengetahui bahwa dari mana kita mengetahui akan apakah idea tersebut adalah benar. Selain itu juga yang menuntun kita untuk hidup yang baik adalah 10 Perintah Allah, dan kita berjalan dalam iman kita kepada Yesus Kristus. Selain itu, kita juga yakin bahwa kesempurnaan yang sejati hanya dari Tuhan jadi kita harus melandaskan apa yang kita lakukan (yang baik) berdasarkan apa yang dikatakan oleh Tuhan atau diilhamkan oleh Tuhan dalam Alkitab.
Referensi
Ari, K (2010). The Greatest Philosohpers 100 Tokoh Filsuf Barat dari Abad 6 SM- abad 21 yang Menginspirasi Dunia Bisnis. Yogyakarta: C.V . Andi.
Magnis, F (1997). Filsafat 13 tokoh etika, Sejak Zaman Yunani Sampai Abad ke-19. Yogyakarta: Kanisius.
Komentar
Posting Komentar