Membangun Generasi Emas Berkarakter Cerdas - By Ruth Junita Simanjuntak, S.Pd.
Setiap generasi memiliki tantangannya sendiri dan setiap
tantangan memiliki generasinya sendiri. Kira-kira demikianlah potret perjalanan
sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Generasi pergerakan kemerdekaan telah
melahirkan karya monumental yaitu buah manis kemerdekaan. Bangsa Indonesia
berhasil meraih kemerdekaan. Bangsa Indonesia telah berhasil merobohkan tembok
yang menghalangi mereka. Generasi pergerakan akan terus tercatat dalam kanvas
sejarah. Namun apakah perjuangan telah selesai? Belum, bahkan jauh dari itu.
Putaran waktu mencatat, masa sebelum
pergerakan nasional, kita selalu gagal melawan penjajah. Penyebabnya adalah
karena kurangnya rasa nasionlaisme dan persatuan. Penjajah menggunakan
kelemahan itu untuk mengadu domba antara kerajaan yang satu dengan yang lain.
Politik adu domba atau devide et impera
merupakan contoh nyata bagaimana penjajah memecah belah persatuan Bangsa
Indonesia.
Memasuki awal abad ke-20, perjuangan
Bangsa Indonesia bergeser dari gerakan bersenjata ke arah diplomatif dan
intelektual. Organisasi seperti Budi Utomo dan peristiwa Sumpah Pemuda 1928
menumbuhkan kesadaran nasionalisme, persatuan, dan pentingnya pendidikan, yang
menjadi fondasi bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia di kemudian hari. Kita
patut bersyukur atas jasa para pahlawan yang telah berjuang merebut
kemerdekaan.
Di era digital saat ini, generasi
muda cenderung terjebak dalam dunia virtual yang dihadirkan oleh teknologi.
Akibatnya, rasa hormat terhadap pahlawan nasional semakin memudar. Mengapa
demikian? Karena istilah pahlawan atau hero
kini lebih sering diasosiasikan dengan tokoh-tokoh seperti Iron Man, Spiderman, dan Black Panther—karakter dalam film yang
jelas-jelas mereka lihat memiliki misi mulia, yakni melindungi bumi dari
kejahatan.
Dalam
peringatan HUT ke-79 Republik Indonesia ini, keluarga dan Sekolah harus
berkomitmen membangun karakter peserta didik dalam sejumlah aspek. Tanpa
karakter yang tangguh, generasi emas tidak akan pernah terwujud.
Karenanya,
peserta didik harus mempunyai tanggung jawab untuk melatih nilai-nilai luhur
baik di lingkungan sekolah maupun di rumah. Nilai-nilai luhur ini sangat
penting bagi mereka. Nilai-nilai tersebut bisa dikembangkan dalam kehidupan
mereka sehari-hari. Tentu kita masih ingat tujuan kehadiran anak dalam
keluarga, bukan? Misi kehadiran anak dalam keluarga meliputi: (1) mencintai,
(2) merawat kehidupan, dan (3) melayani. Peran orang tua sangat penting demi
perkembangan karakter anak. Contoh peran orang tua di dalam keluarga adalah
memberi perhatian dan pendidikan kepada anak-anak bukan hanya memberi uang atau
fasilitas pendukung untuk mereka. Contoh lain adalah orang tua membangun
komunikasi yang baik dengan anak-anak, mau mendengarkan keluh kesah yang
dialami mereka setiap hari. Guru juga memiliki peran yang tidak kalah penting
dalam kemajuan peserta didik. Peran guru di sekolah di antaranya sebagai:
1. motivator: Seorang guru harus bisa
mendorong para peserta untuk lebih semangat dan lebih aktif belajar.
2. fasilitator: Seorang guru harus bisa
memberikan kemudahan untuk proses belajar mengajar.
3. mediator: Seorang guru adalah penengah dalam kegiatan belajar
siswa, misalnya menengahi atau memberikan jalan keluar dalam kegiatan diskusi
siswa.
Adapun hal-hal yang dapat dilakukan oleh peserta
didik untuk mengisi kemerdekaan adalah sebagai berikut:
1. berdaya juang tinggi: contoh peserta
didik yang memiliki daya juang tinggi adalah bangun pagi dan belajar secara
rutin minimal 30 menit setiap hari.
2. tekun: Contoh ketekunan seorang peserta
didik adalah mengerjakan tugas sekolah dan mendengarkan penjelasan guru di
kelas dengan sungguh-sungguh.
3. mandiri: Seorang peserta didik yang
memiliki karakter mandiri dapat terlihat ketika bangun pagi, mereka langsung
merapikan tempat tidur dan menyiapkan diri untuk kegiatan selanjutnya. Contoh
lain adalah membereskan alat tulis dan jadwal sekolah tanpa diingatkan oleh
orang tua.
4. menghormati orang lain: Contoh peserta didik yang menghormati orang lain adalah dengan berperilaku sopan, mendengarkan dengan baik ketika orang lain sedang berbicara, dan mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi.
Pendidikan sejatinya dimulai di rumah. Setiap orang tua adalah guru dan setiap rumah adalah sekolah pertama dan utama.
Pada
peringatan HUT ke-79 RI ini, kami mengajak para peserta didik untuk menumbuhkan
karakter yang kuat di rumah dengan menerapkan nilai-nilai kemandirian,
ketekunan, dan daya juang untuk menciptakan generasi berkarakter unggul dan
berprestasi dahsyat. Biarlah Tema “Nusantara Baru Indonesia Maju” menjadi suatu
semangat bagi kita. Satu generasi yang mengalami pembaharuan pikiran, mental,
dan paradigma akan membawa pada Indonesia yang lebih maju.
No. 1. Politik adu domba atau politik pecah belas (Mr. Moko)
BalasHapusNo. 1. Politik adu domba atau politik pecah belah
Hapus5. Generasi
BalasHapus2. Terus berjuang tanpa lelah. (Ms. Tatik)
BalasHapusYang dimaksud dengan politik 'Devide et Impera' adalah strategi kolonial untuk memecah belah.
BalasHapus4. Memberi perhatian dan pendidikan kepada anak-anak bukan hanya memberi uang atau fasilitas pendukung untuk mereka. Orang tua membangun komunikasi yang baik dengan anak-anak, mau mendengarkan keluh kesah yang dialami mereka setiap hari.
BalasHapus1. Politik devide et impera adalah strategi politik pecah belah atau adu domba.
BalasHapus5. Sinonim angkatan adalah generasi.
BalasHapus1. Politik adu domba
BalasHapus2) Kemerdekaan dalam paragraf pertama adalah hasil dari perjuangan generasi pergerakan, tetapi perjuangan untuk mengisi dan mempertahankan kemerdekaan masih berlanjut.
BalasHapus5. Sinonim angkatan adalah generasi
BalasHapus4. contoh sikap mandiri adalah: belajar setiap hari tanpa disuruh, menyiapkan buku pelajaran sendiri, mengikat tali sepatu sendiri tanpa bantuan orang lain.
BalasHapus4. Peran orang tua dalam keluarga adalah:
BalasHapus(1) Memberikan kasih sayang: Kasih sayang orang tua merupakan kebutuhan dasar bagi anak-anak untuk tumbuh kembang secara optimal. Pelukan, ciuman, dan kata-kata penyemangat dari orang tua sangat penting untuk membangun rasa aman dan percaya diri pada anak.
(2) Memenuhi kebutuhan dasar: Orang tua bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan fisik anak-anak, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, dan kesehatan. Selain itu, mereka juga harus memenuhi kebutuhan emosional dan sosial anak-anak.
Politik devide et impera adalah sebuah strategi politik yang bertujuan untuk memecah belah suatu kelompok agar lebih mudah dikendalikan dan dikuasai. Pihak yang menerapkan strategi ini dapat memperkuat kekuasaannya dan melemahkan lawan-lawannya.
BalasHapusPolitik devide et impera adalah sebuah strategi politik yang bertujuan untuk memecah belah suatu kelompok agar lebih mudah dikendalikan dan dikuasai. Pihak yang menerapkan strategi ini dapat memperkuat kekuasaannya dan melemahkan lawan-lawannya.
Hapus1. Politik divide et impera adalah kombinasi strategi politik, militer, dan ekonomi yang bertujuan mendapatkan dan menjaga kekuasaan dengan cara memecah kelompok besar menjadi kelompok-kelompok kecil yang lebih mudah ditaklukkan.
BalasHapus1. Politik adu domba yang dilakukan oleh penjajah untuk memecah belah persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia.
BalasHapus4. Peran orang tua di dalam keluarga adalah memberi perhatian dan pendidikan kepada anak-anak bukan hanya memberi uang atau fasilitas pendukung untuk mereka. Orang tua juga harus membangun komunikasi yang baik dengan anak-anak, dan mau mendengarkan keluh kesah yang dialami mereka setiap hari.
BalasHapus4. Peran orang tua dalam keluarga adalah memberi kasih sayang,
BalasHapusmemberi perhatian dan pendidikan kepada anak-anak bukan hanya memberi uang atau fasilitas pendukung untuk mereka.