Pentingnya Karakter Merawat Dan Mencintai Kehidupan Bagi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Regina Caeli - by Chica Karmelita Br Sembiring Meliala, S.E.

 Hidup adalah anugerah, kesempatan yang Tuhan berikan untuk kita. Kita harus selalu bersyukur atas nikmat yang Tuhan berikan buat kita. Mulai kita dari bangun pagi sampai kita tidur lagi Tuhan senantiasa memberkati kita. Untuk menghargai kehidupan sudah selayaknya kita mengcuapkan syukur kepada Tuhan atas nikmat yang telah diberikan kepada kita. Nikmat yang tidak bisa kita bayar dengan uang dan harta kekayaan yang kita miliki. Tuhan memberikan kita nafas kehidupan  setiap hari. Kita diberikan kesehatan dan kekuatan untuk menjalani hari-hari kita dengan baik. Kita juga diberikan akal dan budi untuk bertindak, berprilaku, bekerja sehingga kita dapat melakukan tugas/ tanggung jawab dengan baik. 

Sebelum mencintai orang lain apakah kita sudah mencintai diri kita sendiri? Banyak orang memanggil saya dengan sebutan “Sikiting” ada juga yang memanggil saya “Hai Batak” dan ada juga yang memanggil saya dengan sebutan “Kutilang”. Awalnya saya merasa kesal dan marah dengan sebutan-sebutan tersebut. Belum lagi bila saya berkunjug ke suatu tempat ada yang bilang saya “orang Papua ya”, atau “orang timur ya dek mukanya hitam manis” dan lain sebagainya. Saya sangat kesal dan marah pada awalnya. Saya cerita kepada bapak saya tentang semua panggilan dari orang-orang kepada saya. Bapak saya tersenyum dan berkata “Tidak ada hitam yang pahit anakku semua hitam itu manis dan kalau kamu dipanggil kiting/kriting, batak dan lainya itu karena mereka tidak memiliki rambut secantik rambut kamu dan badan sebagus badan kamu”. Jadi jangan marah ya kepada siapapun yang sudah menghina kamu. Karena Tuhan sudah menciptakan kamu dengan begitu sempurna.

Mulai dari situlah saya tidak pernah lagi marah jika saya dipanggil dengan sebutan-sebutan aneh. Saya ingat perkataan bapak saya bahwa saya itu adalah ciptaan Tuhan yang begitu sempurna. Memiliki mata, telinga dan semua anggota tubuh lengkap tidak ada cacat. Sehingga saya tidak ada niat buat meluruskan rambut saya yang kriting. Memutihkan kulit saya yang coklat dan menggunakan alat-alat lain agar saya terlihat cantik. Saya sangat bahagia dan besyukur dengan tubuh yang saya miliki dan keluarga yang sangat sayang kepada saya. 

Demikian halnya dengan pekerjaan saya sekarang di Sekolah Regina Caeli. Di sini saya banyak sekali mendapatkan ilmu tentang menghargai kehidupan. Saya bertemu dengan banyak macam ragam orang yang berasal dari berbagai daerah. Saya juga bertemu dengan berbagai karkter orang tua dan anak murid. Dengan perbedaan yang terjadi saya merasa sangat berntung dapat menjadi pengajar di Sekolah Regina Caeli. Dengan banyaknya perbedaan membuat kami semua akrab dan rukun dalam satu komunitas Sekolah Regina Caeli.

Bersyukur memiliki pimpinan yan suka mengayomi bawahan dan mau mendengarkan keluh kesah kami selama mengajar. Sehingga kami bisa menjalani aktivitas kami dengan baik. Bila ada orang tua yang rewel atau menjengkelkan kami akan mencari solusi agar tidak berlarut-larut. Di Sekolah Regina Caeli semua masalah bisa di selesaikan dengan baik sehingga para pendidik merasa nyaman. Saya pribadi awal mauk suka di komplain oleh orang tua. Katanya saya guru galak dan anak-anak takut melihat saya. Tetapi dari situ saya belajar banyak lagi dengan anak-anak saya harus bersikap seperti anak-anak juga. Bermain bersama, bercanda dan berbicara layaknya anak-anak SD kelas 2. Pimpinan saya tidak pernah memaksa saya untuk seperti anak-anak tetapi menghargai setiap keputusan yang saya ambil. 

Saya sangat bersyukur dengan kehidupan saya sampai saat. Cara saya untuk memupuk kehidupan adalah berdoa minta petunjuk sama Tuhan atas apa yang terjadi dalam kehidupan saya. Dengan banyak berdoa dan meminta petunjuk dari Tuhan saya jadi manusia yang bersyukur. Karena banyak orang di luar sana yang tidak seberuntung saya. Tuhan memakai saya untuk dekat dengan anak-anak dan ikut berpartisipasi mendidik anak-anak di Sekolah Regina Caeli ini menjadi anak-anak yang mandiri dan selalu berusaha untuk mencapai sesuatu apa yang diinginkan. 

Demikian cerita saya dalam memaknai kehidupan saya sebagai tenaga pendidik di Sekolah Regina Caeli. 


Salam 


Chica Karmelita br Sembiring Meliala, S. E.


Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer