Pudarnya Nilai Kesopanan di Kalangan Pelajar - by Emi Marentina Simamora, S.Pd.

 Dewasa ini perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat. Hampir semua aspek kehidupan dipermudah dengan adanya teknologi. Kemudahan ini juga dirasakan oleh para pelajar di Indonesia.  Teknologi memudahkan para pelajar untuk mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka.


Sayangnya kemajuan teknologi tidak selalu dimanfaatkan dengan baik oleh peserta didik. Contohnya dalam penggunaan telepon genggam. Seringkali para peserta didik menggunakan telepon genggam untuk menonton konten-konten kekinian yang kurang mengedukasi. Hal ini memicu pudarnya nilai kesopanan di kalangan pelajar. 


Dalam aktivitas sehari-hari peserta didik lebih banyak memakai bahasa gaul dibandingkan bahasa Indonesia baku. Selain itu tata krama peserta didik semakin menurun. Misalnya, ketika mereka masuk ke ruang guru untuk mencari guru, mereka seringkali mengatakan, “Ada Ms. Desi gak?” Seharusnya mereka mengatakan, “Permisi, Ms. Apakah ada Ms. Desi?” Tidak hanya itu, saat ini peserta didik jarang sekali menggunakan kata “tolong dan terima kasih”. Dan yang lebih ekstrimnya lagi adalah mental dan emisional dari peserta didik semakin sensitif. Hal ini terbukti ketika peserta didik kalah, tidak sabar, ataupun melakukan kesalahan mereka sering mengucapkan kata “anjir”. Dalam KBBI kata “anjir” artinya “pohon”. Namun penggunaan kata “anjir” di kalangan pelajar lebih mengacu pada umpatan kekesalan.


Dalam menyikapi pudarnya nilai kesopanan di kalangan pelajar, peran orang tua, guru, dan Masyarakat sangatlah dibutuhkan. Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:

  1. Orang tua melibatkan anak untuk aktif dalam kegiatan kerohanian.

  2. Orang tua meluangkan waktu bersama untuk anak (quality time).

  3. Guru melibatkan peserta didik untuk aktif dalam kegiatan di sekolah.

  4. Sekolah memberikan pendidikan karakter bagi peserta didik.

Demikian hal-hal yang bisa dilakukan untuk memperbaiki pudarnya nilai kesopanan pelajar di Indonesia. Semoga generasi penerus bangsa Indonesia semakin berkarakter, dan berbudi pekerti luhur.


Komentar

Postingan Populer